Pages

Rabu, 30 Desember 2009

JALAN GELAP .....PENUH LUBANG DAN MENDAKI


ketika engkau
terperosok
jatuh
ke tempat
yang teramat kotor
hitam...........kelam
engkau bertemu
HIV........ AIDS
terkulai lemah
.........
perlahan sadar
ada supradaya
lebih berkuasa
pemegang prerogatif
tertinggi
sebelum mati
... bertengadah
bersujud
berdoa .......
dan ....
kembali kepadaMu




Senin, 28 Desember 2009

USIA ANDA TETAP 0 TAHUN

Agar cepat sasaran belajarlah dengan mendalam jangan meluas, kalau meluas anda akan berjalan dipermukaan, kalau mendalam anda akan berjalan sampai ke dasar pengetahuan

Kalau aktifitasnya hanya dimiliki orang lain, cukuplah anda terbengong-bengong menghabiskan waktu untuk sekedar menjadi saksi

Usia anda takkan berubah tetap 0 tahun sebab ketika usia anda bertambah 1 tahun pada saat yang sama usia anda akan berkurang 1 tahun pula. Lalu siapa yang panjang dan pendek umur itu karena bertambah dan berkurangnya umur itu adalah tetap dari usia anda yang sama

JALAN BENAR ITU MENYESATKAN

Jalan benar itu dapat menyesatkan bila anda menjadikan korban lain menjadi contoh kesalahan, anda mau enak sendiri kan?

Bangsa yang besar adalah bangsa yang menghargai pahlawannya, pahlawan itu siapa? Pemimpin atau rakyat? Menurut anda?

Pendidikan multikultural memberikan kesempatan pada anak untuk menentukan jalan mana yang terbaik agar anak dapat belajar sesuai dengan minat bakat dan kemampuannya, selanjutnya terserah mereka.



WAJAHKU YANG HILANG


Oh Tuhan
engkau di Timur
dan di Barat
di Utara dan Selatan
di semua lubang semut
di setiap dinding
dan rongga istana rayap
juga detak jantung nafas kecoa
di semua titik
dan arah
di semua nama
dan yang tak bernama
mahluk ciptaanMu
kiblat itu dimana?
harus kemanakah
wajahku
kupalingkan
kepadaMu lagi..........
................ Jum'at, 25 Desember 2009

MANUSIA ITU


dalam suka dan dukanya
berselimutkan nafas
yang tipis
manusia itu
lalu
bunuh diri
pada saat
yang sama
hidup kembali
yang sebenarnya
menghidupi
alam semesta
................ .. Jum'at, 25 Desember 2009

Senin, 14 Desember 2009

JALAN TANPA JALAN

..... tiada lagi
titik
garis
arah
batas
rambu-rambu
guru
murid
benar
salah
posisi
ruang
masa
waktu
jalan
apa
adanya

BICARA TANPA KATA

.... yang salah itu salah
yang benar itu benar
yang salah itu benar
yang benar itu salah
salah benar itu salah
salah benar itu benar
benar salah itu salah
benar salah itu benar
benar dan salah itu kata
dapat membelenggu
jika anda berkata
dapat membebaskan
bila anda .... diam ......
...... tanpa berkata lagi .......

Rabu, 02 Desember 2009

SKL 07: KEMAJEMUKAN SOSIAL

Ukuran huruf

Tentang keragaman/

Kemajemukan masyarakat/multikultural social

(William Karlbhun: Masyarakat dan perilaku sosial)

  1. Apa hubungan antara deferensiasi social dengan kemajemukan social/masyarakat multicultural?
  2. 5 ciri masyarakat majemuk?
  3. Contohnya Paket A No: 14 UN 2009
  4. ethos/jiwa/watak khas/pola-pola/konfigurasi kebudayaam?
  5. ethos kebudayaan Jawa?
  6. ethos kebudayaan petani?
  1. Kebudayaan universal dan kebudayaan unik?
  2. Contoh kebudayaan universal?
  3. 7 unsur kebudayaan universal, meliputi apa saja?
  4. Kebudayaan universal dan wujud kebudayaan?
  5. Wujud kebudayaan meliputi apa saja?
  6. wujud ide, aktifitas?
  7. contohnya?
  8. wujud aktifitas?
  9. contohnya?
  10. wujud benda budaya?
  11. contohnya?
  12. wujud kebudayaan yang paling abstrak?
  13. unsure kebudayaan yang paling sulit berubah?
  14. mengapa?
  15. wujud kebudayaan yang paling kongkrit?
  16. yang paling mudah berubah?
  17. mengapa?
  18. buatlah gambar hubungan antara wujud dan unsur kebudayaan universal?
  19. apa bedanya natara kebudayaan unik dengan ethos dan focus kebudayaan?
  20. kebudayaan suku bangsa yang lain?
  21. focus kebudayaan?
  22. focus kebudayaan Jawa, Bali?
  23. beda antara ethos dan focus kebudayaan?
  24. Masyarakat dibedakan menjadi berapa?
  25. masyarakat primitive?
  26. ciri-cirinya?
  27. masyarakat terasing?
  28. cirinya?
  29. masyarakat pedesaan?
  30. ciri-cirinya?
  31. masyarakat pertanian?
  32. Ciri-cirinya?
  33. masyarakat tradisional?
  34. ciri-cirinya?
  35. masyarakat modern?
  36. ciri-cirinya?
  37. masyarakat perkotaan?
  38. ciri-cirinya?
  39. masyarakat metropolitan?
  40. masyarakat timur?
  41. ciri-cirinya?
  42. masyarakat barat?
  43. ciri-cirinya?
  44. kelompok marginal/terpinggirkan?
  45. masa mengambang?
  46. ciri-cirinya?
  47. Clifford Geertz dalam penelitiannya mengelompokkan masyarakat Jawa menjadi kaum santri, priyayi dan abangan, jelaskan itu?
  48. Artinya interseksi social?
  49. Contoh interseksi antara agama dan suku bangsa, agama dan profesi, profesi dan suku bangsa?
  50. Contoh gambarnya? Paket A No: 18 UN 2008
  51. Contoh interseksi antara pendidikan pekerjaan?
  52. Gambarnya? Paket A No: 17 UN 2009
  53. Fungsi interseksi dalam struktur sosial ? Paket A No: 18 UN 2009
  54. Apa itu, konsolidasi?
  55. Menata kembali?
  56. Contohnya?
  57. Memperkuat ingroup?
  58. Contohnya?
  59. Mempertajam perbedaan?
  60. Contohnya?
  61. Gambarnya?
  62. Primordialisme?
  63. Primordialisme kedaerahan/lokalitas?
  64. contohnya?
  65. primordialisme agama, contohnya? Paket A No: 25 UN 2009
  66. primordialisme etnis?
  67. Contohnya?
  68. Politik aliran? Contohnya?
  69. Dampak positif politik aliran? Paket A No: 27 UN 2008
  70. Dampak negatif politik aliran?
  71. Aliran agama?
  72. Contohnya?
  73. Aliran sosialis?
  74. contohnya?
  75. aliran nasional?
  76. contohnya?
  77. aliran liberalis?
  78. contohnya?
  79. apa itu sekularisasi?
  80. contohnya?
  81. apa itu hedonisme?
  82. contohnya?
  83. apa itu westernisasi?
  84. contohnya?
  85. apa itu modernisasi ?
  86. apa ciri manusia modern?
  87. contohnya?
  88. apakah ciri-ciri masyarakat modern?
  89. beda westernisasi dengan modernisasi, apa?
  90. apa itu etnosentrisme?
  91. contohnya? Paket A No: 24 UN 2009
  92. apa itu xenosentrisme?
  93. contohnya?
  94. apa itu komunitas?
  95. contohnya?
  96. apa itu kerumunan/crowd?
  97. contohnya?
  98. apa itu paguyuban?
  99. contohnya?
  100. apa itu patembayan? Paket A No: 21 UN 2009
  101. contohnya?
  102. in goup?
  103. contohnya?
  104. out group, apa?
  105. contohnya?
  106. Apa maksud solidaritas mekanis menurut Emille Durkheim?
  107. apa juga yang dimaksud solidaritas organis?
  108. apakah bangunan social menurut Weber?
  109. Siapa itu kaum borjuis/kapitalis men. Karl Marx? Kaum proletar?
  110. sebab-sebab terjadinya masyarakat majemuk/multikulturalisme?
  111. Bagaimanakah perilaku masyarakat multikulturalisme?
  112. Contoh perilaku positif masyarakat multikultural?
  113. Perilaku negatif masyarakat multikultural? Paket A. No: 28 UN 2008
  114. Faktorfaktor kemajemukan sosial?
  115. Contoh kemajemukan sosial/keragaman sosial: Nenek moyang, Suku bangsa, geografi, struktur tanah, ras, idiologi, agama, sejarah, partai politik, sosial, seni, bahasa dan budaya, bagaimana? Paket A. No: 22, 23, 24, 25, 26 UN 2008, Paket A No: 22, 23 UN 2009

Sabtu, 28 November 2009

PARADOKS LINGKARAN

dalam
lingkaran
setan
ada
ayat
suci
dalam
lingkaran
tuhan
ada
ayat
setan
kalau tidak
dunia
kan
binasa

Kamis, 26 November 2009

ABNORMAL

tanpa batas
hidup
mati
kulitku
ada
tiada
wilayahku

Kamis, 12 November 2009

PENTINGNYA LABORATORIUM IPS DALAM MENYONGSONG SMAPA SEBAGAI SEKOLAH BERSTANDAR INTERNASIONAL

Oleh: Zen Syaifudin S.Pd.
Guru Sosiologi SMAPa.

Bola SSN itu telah dilambungkan dan sudah tampak mulai bergulir cepat di Negeri SMAPa. Kita harus menggiring dengan cermat bola SSN itu dengan delapan jurus kompetensi untuk sampai pada kriteria gol yang mengagumkan sehingga nantinya dapat lolos masuk jelajah babak baru dalam arena Sekolah Berstandar Internasional..

Satu dari delapan jurus penting SSN Departemen Pendidikan Nasional adalah tersedianya sarana dan prasarana sekolah termasuk di dalamnya laboratorium pembelajaran yang memadai untuk semua program di SMA. Benar harus dirapatkan antara kata dan perbuatan, antara teori dan praktek untuk semua mata pelajaran dan pembelajaran program IPA, IPB dan IPS.

Eksperimen Ilmu Pengetahuan Di SMAPa. Diruntut dari awal pendirian. Laboratorium IPA SMAPa dibangun sejak tahun 1984, bersamaan dengan 6 RKB ketika pertama kali pendirian SMA ini. Adanya setua umur sekolah ini juga; 25 tahun. Begitu besar peranannya bagi para siswa program Inti dan IPA dalam pengembangan ilmu pengatahuan Guru tidak saja menyajikan teori-teori yang memiliki kecenderungan abstrak di kelas tetapi para guru juga melibatkan siswa bereksperimen di laboratorium tentang gejala-gejala alam semesta yang sesungguhnya. Siswa benar-benar diharapkan bisa mengerti apa yang dimaksudkan teori-teori yang disajikan guru itu, begitu mengagumkan gejala-gejala dan hukum alam semesta itu ….. sungguh mengasikkan ....aah ternyata ....tidak cuma teori.

Ketika 24 tahun berjalan usia SMAPa, perhatian semakin berkembang, dibangun gedung laboratorium IPB dengan anggaran swadaya komite warga SMAPa. Begitu besar antusias dan komitmennya untuk semuanya sehingga pembangunan gedung itu dapat dilaksanakan dengan lancar dan dalam 2 tahun berjalan pembangunan fisik gedung itu final. Langkah berikutnya tinggal pengisian perangkat komunikasi di dalamnya, setelah itu “on air”. Sekolah kita maju selangkah lagi, SMAPa memiliki sarana dan prasarana laboratorium bahasa yang memadai. Luar biasa .......jendela dunia ...... semakin mudah terbuka.

Kemudian rencananya, laboratorium IPS juga menjadi penting sehingga keberadaanya perlu didiskusikan agak serius warga SMAPa ini. Apalagi pada saat yang sama untuk menyambut status sekolah SMAPa, tidak sekedar berkelas Sekolah Standar Nasional (SSN) tetapi benar-benar sedang menjemput bola sebagai Sekolah Berstandar Internasional (SBI). Menyertai perkembangan itu lalu muncul pertanyaan penting yaitu sudahkah kita memiliki konsep yang jelas dalam pengadaan laboratorium IPS sesuai dengan dinamika SMAPa ke depan sebagai Sekolah Berstandar Internasional?

Kita punya komitmen, memberikan layanan terbaik untuk semua peserta didik. Senantiasa membangun pengertian dinamis konstruktif diantara anggota warga besar sekolah sebab ini soal kebutuhan bersama, soal begitu pentingnya struktur keilmuan dari ilmu pengetahuan untuk hari ini dan hari esok bagi putra putri kita, bagi para siswa kita semua yang kita cintai. Dalam hal ini diinginkan tidak ada prioritas lebih pada program keilmuan tertentu di sekolah, mereka itu juga anak-anak kita semua, yang harus kita urusi dan mendapatkan perhatian yang semestinya. Tentang adanya laboratorium IPS sepertinya itu pasti. Tapi nampaknya ada saja agaknya belum cukup. Ada saja tanpa disertai kesungguhan itu akan memilukan Sama halnya dengan adanya laboratorium yang lain, memerlukan konsep yang jelas, perencanaan model dan penataan yang matang dan disertai alokasi pendanaan sarana dan prasarana yang aspiratif sebab sama pentingnya, semua menjadi kebutuhan anak-anak kita apalagi karakteristik keilmuan itu berbeda satu dengan yang lain.

Adanya laboratorium IPS dibutuhkan argumentasi yang jelas, iya kan? Di tahun pelajaran 2008/2009 saja, jumlah siswa masing-masing program, untuk kelas XI menunjukkan perbandingan IPA: 77 siswa, IPB: 35 siswa, IPS: 120 siswa dari total jumlah seluruhnya 232 siswa. Sedangkan kelas XII jumlah program IPA: 70 siswa, program IPB: 35 siswa dan IPS: 108 siswa dari jumlah seluruhnya 213 siswa. Jika digambarkan sebagai berikut:



Data yang menunjukkan perbandingan jumlah pada grafik antara 147, 70 dan 228 siswa dari masing-masing program di atas memberikan konsekuensi logis pada beban pembelajaran sekaligus tanggungjawab guru terhadap masa depan mereka semua. Jumlah rombongan belajar dan start kompetensi yang menyertainya itulah yang merupakan hal yang seharusnya mendapatkan perhatian penting dalam proses pembelajaran di sekolah. Bolehlah kenyataan itu sebagai persoalan yang menarik dan memang menjadi tugas bagi guru untuk memberikan solusi terbaik dalam proses dan kualitas hasil pembelajaran tetapi mestinya logika yang berjalan perhatian yang lebih berimbang harus dirasakan juga. Konstribusi dan partisipasi para siswa itu begitu besar pada upaya menuju kemajuan sekolah ini. Dan sekolah harus membuktikan komitmennya memberikan layanan prima pada para siswa masing-masing program yang ditetapkan sekolah secara proporsional.

Dalam masa 25 tahun prioritas anggaran dan perhatian laboratorium telah tercurahkan untuk bereksperimen di laboratoriun yang telah ada, selama ini kita dapat mengerti dan memahami terkait dengan rencana sekolah, kurikulum dan sumber-sumber pendanaan yang melingkupinya. Tetapi sepertinya ketika saatnya tiba untuk implementasi SSN dan sebentar lagi SBI, pertanyaan; apa lagi dan kapan lagi untuk memulai, harus mengemuka juga. Orang yang berilmu pengetahuan bisa memahami “teori tanpa praktek omong kosong”. Hukum itu berlaku untuk semua ilmu, untuk semua mata pelajaran, untuk semua program, kalau kelas program IPA dan IPB harus ada eksperimen di laboratorium, kan jelas pasti juga yang seharusnya terjadi untuk kelas program IPS.

Keberadaan Laboratorium IPS begitu krusial. Tidak cukuplah bila siswa sekedar hafal tenggang rasa itu ajaran mulya sebelum mereka dihadapkan langsung untuk membuat keputusan pada realitas bahwa anggota masyarakat masih membutuhkan hidup nyaman sehingga nilai kemanusiaan itu berarti tindakan nyata. Apalah artinya siswa mengerti organisasi itu sebagai fakta sosial bila mereka tidak secara intensif bergelut dalam organisasi sosial yang sesungguhnya. Apa gunanya siswa lancar menyebutkan isi deklarasi hak-hak asasi manusia kalau mereka tidak terlibat langsung dengan masalah-masalah hak-hak kemanusian yang dihadapi masyarakat di sekelilingnya. Apa manfaatnya ideologi Pancasila dan semboyan adiluhung pendiri bangsa Bhineka Tunggal Ika dipajang di setiap dinding kelas bila kita tetap saja terjebak pada ideologi sempit golongan yang melukai pluralitas dan menghambat kreatifitas bangsa. Apa maknanya hukum pasar bersaing sempurna kalau siswa tidak mengalami langsung transaksi penawaran dan permintaan dalam ekonomi pasar dalam keseharian untuk memenuhi kebutuhan mereka. Apa maunya kita menyatakan bersahabat dengan alam jika pemberitaan media masa menunjukkan pola tindakan kita selalu direspon jawaban, bahasa murkanya Tuhan karena ulah cerobohnya kita dalam pengelolaan ekosistem alam semesta. Dan masih banyak serta banyak lagi gejala-gejala riil kehidupan sosial yang harus dijamah melalui laboratorium IPS secara langsung maupun tidak langsung dalam aktifitas pembelajaran keseharian para siswa. Alangkah indahnya pembelajaran di sekolah ini bila siswa itu memiliki wadah aktifitas yang representatif, mendapatkan waktu yang cukup dan kesempatan yang lebih luas untuk bergelut dalam kerumitan dan kompleksitasnya realitas sosial dalam struktur keilmuan yang jelas, agar dapat merasakan, menghayati, mengalami gejala sosial yang sebenar-benarnya ketika dan setelah mereka mendapatkan teorinya dalam pembelajaran di dalam kelas oleh para bapak dan ibu guru. Persoalan yang demikian ini layak mendapatkan penekanan sebab sistem penilaian pembelajaran sekolah yang berkualitas prima harus mampu menggeser jawaban lisan dan tulisan dari para siswa menuju sikap dan tindakan nyata.

Bila dalam pembelajaran program IPS, adanya laboratorium yang memadai tidak terabaikan lagi, tentu saja pantas bila Sumber Daya Manusia (SDM) siswa ke depan akan semakin tergarap dengan lebih baik. Dalam pembelajaran kata-kata bijak para ilmuan pada akhirnya akan lebih cepay menjadi perbuatan kita. Kemudian akan lebih banyak paparan data yang menunjukkan meningkatnya kualitas hasil belajar siswa sehingga kita lebih berani lagi untuk mampu bersaing merebut peluang masuk ke perguruan tinggi, kepekaan sosial siswa akan semakin terasah lebih tajam lagi, social skill mereka akan semakin terlatih dengan baik, lebih banyak meringankan ketimbang membebani pasar kerja sehingga angka pengangguran dapat ditekan sampai pada batas limit yang aman. Globalisasi dunia memaksa kita terlibat dalam pergaulan pasar kerja internasional tidak dapat terelakkan lagi. Output institusi pendidikan kita tidak boleh lagi terombang ambing dalam arus gelombang sulit-susahnya pencarian lowongan kerja, sekaligus menepis terjadinya ironi rendahnya nilai jual dan harga diri tenaga kerja Indonesia dalam percaturan pasar bebas dunia. Permasalahan ini semakin jelas terangkat kepermukaan karena kita bersama telah sampai pada tingkat kesadaran bahwa dinamika pemikiran dan aktifitas pembelajaran warga SMAPa semakin berkembang jauh. Dan itulah yang menyebabkan kita tak punya pilihan lain untuk lebih cepat melampaui SSN dan segera berhadapan pada pemenuhan kriteria sebagai Sekolah Berstandar Internasional.

Jelas dalam situasi langkah percepatan menuju kesetaraan SBI telah menjadi komitmen bersama dan dalam banyak hal kemampuan kita dipertaruhkan untuk secara kompetitif memperjuangkan kualitas pendidikan di SMAPa, pemikiran demikian tidaklah dianggap berlebihan. Sekali lagi, tetap dalam batas proporsionalitas layanan semua program pembelajaran di SMAPa, semua sama sebagai warga besar pendidikan, kita sedang berupaya dengan penuh kesungguhan menghantarkan SMAPa yang telah berusia lebih dari seperempat abad ini menuju masa depan yang lebih baik untuk membekali ilmu pengetahuan anak-anak, mereka semuanya yang ada dalam program IPS, IPB dan IPA membutuhkan perhatian dan kasih sayang dari kita semua; untuk mewujudkan cita-cita besar ............. menjadikan kualifikasi pendidikan SMAPa sebagai Sekolah Berstandar Internasional. Kalau bisa dilakukan kenapa tidak. If it can be done why not !



 
Copyright © 2010 Kelompok SosiologI | Design : Noyod.Com